Rabu, 18 November 2015

HARI PAHLAWAN

SEJARAH HARI PAHLAWAN
Hari Pahlawan 10 November 1945 merupakan peringatan tahunan untuk memperingati Pertempuran Surabaya, dimana pasukan-pasukan pro kemerdekaan Indonesia bersama para milisi bertempur melawan pasukan Inggris dan Belanda sebagai bagian dari Revolusi Nasional Indonesia. Pertempuran Surabaya yang menjadi latar belakang sejarah Hari Pahlawan 10 November 1945 sendiri mencapai puncak pada bulan tersebut, dimana terjadi pertempuran yang dianggap sebagai pertempuran revolusi paling berat dan kemudian menjadi simbol perlawanan bagi tentara Indonesia. Pertempuran yang dianggap sebagai sebuah aksi heroik ini membantu menggembleng rakyat Indonesia dan sokongan dari pihak internasional untuk Indonesia. Pertempuran Surabaya ini terjadi dari tanggal 27 Oktober hingga 20 November tahun 1945 dengan jumlah tentara 20.000 infanteri dan 100.000 pasukan milisi di sisi Indonesia, sementara pihak Inggris menyerang dengan 30.000 pasukan ditambah dengan tank, pesawat, dan kapal perang.

Latar Belakang Mengenai Terjadinya Perang Surabaya
Sejarah Peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 tidak akan dimulai jika pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, Soekarno dan Hatta tidak mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta 2 hari setelah menyerahnya kekaisaran Jepang pada perang Pasifik. Berita tentang kemerdekaan ini kemudian menyebar ke seluruh kepulauan, membuat masyarakat Indonesia merasakan sebuah kebebasan dimana mereka kemudian menjadi pro-republik. Dalam beberapa minggu setelah itu, terjadi sebuah kekosongan kekuatan baik dari luar maupun dalam Indonesia, menciptakan atmosfir ketidak pastian dan kesempatan bagi beberapa pihak. Benar saja, hal ini digunakan oleh sekelompok pasukan Belanda yang dibantu oleh beberapa pasukan Jepang untuk menaikkan bendera Belanda di luar Hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945. Hal ini membuat tentara milisi Indonesia murka, dimana mereka menghabisi pasukan gabungan kecil milik Belanda dan Jepang demi merobek bagian biru dari bendera Belanda tersebut. Karena kekacauan ini, salah satu pemimpin kelompok Belanda yang bernama Mr Ploegman ikut terbunuh.
Perang Surabaya yang nantinya akan menuliskan sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 sudah menyalakan api kecilnya ketika seorang Komandan senior Jepang di Surabaya yang bernama Shibata Yaichiro memutuskan untuk mendukung Republik dan menyatakan bahwa ia siap membantu Indonesia dengan suplai persenjataan. Sayangnya pada tanggal 3 Oktober Shibata menyerah kepada kapten AL Belanda, dimana ia kemudian memerintahkan tentaranya untuk memberikan senjata mereka yang tersisa kepada rakyat Indonesia. Seharusnya, rakyat Indonesia memberikan senjata-senjata mereka kepada sekutu, tapi mereka menolak melakukan hal tersebut.
Pertempuran Surabaya yang melatar belakangi sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 memasuki babak baru pada tanggal 26 Oktober 1945 saat A.W.S. Mallaby mencapai sebuah kesepakatan dengan Mr Suryo yang saat itu menjadi gubernur Jawa Timur bahwa tentara Inggris tidak akan menyuruh tentara atau milisi Indonesia untuk menyerahkan senjata mereka.
Terjadinya Pertempuran Surabaya
Awal terjadinya Pertempuran Surabaya yang nantinya diperingati sebagai sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 adalah pada tanggal 27 Oktober 1945 dimana sebuah pesawat milik Inggris dari Jakarta menyebarkan selebaran di atas Surabaya yang memaksa para tentara dan milisi Indonesia untuk menyerahkan senjata mereka. Hal ini membuat geram pemimpin tentara dan milisi Indonesia karena dinilai sebagai pelanggaran akan perjanjian yang telah dibuat oleh Mallaby. Pada tanggal 28 Oktober, serangan terhadap tentara Inggris dilancarkan di Surabaya dan menewaskan sekitar 200 prajurit. Karena hal inilah, pihak Inggris menerbangkan Soekarno, Hatta, dan Amir Syarifuddin Harahap untuk bernegosiasi tentang gencatan senjata. Bahkan setelah gencatan senjata disepakati kedua pihak, pertempuran kembali berlanjut karena masalah komunikasi dan kedua pihak yang saling tidak percaya satu sama lain.
Pada tanggal 30 Oktober 1945, A.W.S Mallaby sedang melakukan perjalanan ke Surabaya dengan tujuan menyebarkan berita tentang persetujuan gencatan senjata kepada tentaranya. Ketika mobilnya mulai mendekati pos tentara Inggris di gedung Internasional dekat Jembatan Merah, tiba-tiba sekelompok milisi Republik Indonesia mengepungnya dan menembak Mallaby. R.C. Smith yang melihat kejadian ini melempar granat dari mobilnya ke arah dimana ia kira penembaknya bersembunyi. Meskipun ia tidak tahu apakah granat tadi mengenai target, ledakan granat menyebabkan terbakarnya kursi belakang dari mobil tadi. Beberapa sumber bahkan menyatakan bahwa ledakan inilah yang membunuh Mallaby. Terlepas dari semua itu, kematian Mallaby menjadi titik tolak yang amat signifikan karena kejadian itulah yang mencatatkan Awal Sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945.
Philip Christison yang saat itu menjabat sebagai Letnan Jendral murka luar biasa ketika mendengar Mallaby tewas di Surabaya. Karena hal ini, pihak Inggris mengirimkan pasukan tambahan yang dipimpin oleh Mayor Jendral Robert Masergh bersama Sherman dan tank Stuart, 2 cruiser dan 3 kapal penghancur sebagai pendukung. Pada tanggal 10 November, pasukan Inggris mulai maju secara metodikal di sepanjang kota dengan menggunakan bombardir laut dan udara sebagai pelindung mereka. Terlepas dari perjuangan rakyat Indonesia yang luar biasa, hampir seluruh kota Surabaya berhasil diduduki dan pertempuran diakhiri setelah tiga minggu pada 29 November. Pertempuran tersebut mengambil nyawa 6.300 hingga 15.000 tentara Indonesia dan perkiraan 200.000 orang yang kabur dari kota tersebut sementara Inggris hanya 600 jiwa.
Karena pertempuran Surabaya ini, pihak internasional melihat bahwa kelompok milisi dan tentara Indonesia tidak boleh diremehkan, karena tentara yang paling menakutkan ialah tentara yang tak lagi takut mati, tepat seperti tentara-tentara Indonesia yang bertempur. Mengingat pertempuran ini sangat besar, pada tahun 2013 ada sebuah film Indonesia berjudul Sang Kiai yang menunjukkan bagian awal dari perang yang menuntun pada sejarah Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945 ini.

SUMBER : www.portalsejarah.com

Selasa, 17 November 2015

PENGGUNAAN APLIKASI NEW MEDIA

Sebelumnya sudah pernah saya post kan tentang "NEW MEDIA". pada post kali ini saya akan memberikan salah satu contoh penggunaan aplikasi New Media yang ada post sebelumnya, salah satu contohnya adalah Facebook. Berikut langkah-langkah penggunaan Fitur pada Facebook.

Pertama ketikan alamat Facebook pada browser, seperti berikut dan pastikan komputer anda terhubung dengan koneksi internet.

Setelah itu maka anda akan memasuki halaman awal Facebook, Masuk ke akun Facebook dengan email atau nomor telepon. Apabila belum mempunyai akun Facebook anda bisa mendaftar terlebih dahulu.

Kita akan langsung masuk ke Home/Beranda dari Facebook.  Home/Beranda menampilkan semua aktivitas dari teman-teman yang ada di Facebook anda, mulai dari postingan status, foto, video hingga postingan iklan yang disukai teman kita. 

Jika sudah masuk ke Home/Beranda, anda bisa meng-update status, posting foto, video atau membuat album foto yang dapat di bagikan ke Home dari akun facebook teman-teman anda


Anda dapat menggunakan fitur chatting pada Facebook. Lihat daftar teman yang online di kanan bawah jendela. Di kiri namanya ada lingkaran hijau jika online. Untuk chat dengan teman  anda, klik namanya di daftar teman online, lalu akan muncul jendela chat dengannya.

Ada juga fitur Games pada Facebook. Dengan itu, anda bisa bermain game yanng terintegrasi dengan akun Facebook anda. Pada menu APPS, klik Games, untuk membuka halaman Games pada Facebook.

Pada halaman Games, ada banyak pilihan permaianan yang dapat kita mainkan dari Facebook. Tinggal klik game mana yang ingin dimainkan. Karena games disini terhubung dengan akun Facebook, kita bisa bermain game dengan teman-teman Facebook kita. Selain itu, hasil dari game yang kita mainkan dapat langsung dijadikan postingan pada Facebook.

Fitur-fitur diatas hanya sebagian dari fitur yang ada dalam Facebook, jika anda ingin tahu lebih banyak cobolah untuk meng-eksplorasinya sendiri.