UTS adalah kependekan dari ulangan tengah semester. Selain UTS, di dalam dunia pendidikan juga dikenal ulangan lain yaitu UAS atau ulangan akhir semester. Ulangan tersebut (menurut www.artikata.com) adalah ujian untuk mengetahui kemampuan murid-murid tentangbagian pelajaran yg sudah diajarkan.
Dari kedua ulangan yang telah disebutkan (UTS dan UAS), yang membedakan keduanya adalah waktu pelaksanaan dan jangkauan materi pembelajarannya. Ualngan akhir semester jelas adalah ulangan yang dilakukan pada akhir semester, untuk menguji keseluruhan hasil belajar mahasiswa dalam satu semester penuh. Hasilnya UAS ini nantinya akan langsung diperhitungkan dan hasilnya ditampilkan sebagai IPK. Sedangkan ulangan tengah semester umumnya dilakukan pada pertengahan semester, yang mana ulangannya hanya mencakup materi separuh semester. Cukup banyak judul materi yang diujikan dalam UTS namun hasilnya tidak langsung tampak bepengaruh pada IPK. Hal ini membuat sebagian mahasiswa untuk meremehkah UTS.
Alasan sebaiknya dilakukan setelah selesainya satu judul materi atau bab adalah agar mahasiswa dapat lebih fokus belajar dan memahami suatu topik bahasan tertentu. UTS yang luas cakupan materinya, justru menekan mahasiswa untuk bisa menjawab beragam pertanyaan (yang sumber jawabannya bisa dari mana-mana), padahal waktu yang diberikan untuk mempelajari semua materi itu serta waktu yang disediakan saat UTS untuk tidaklah sebanding dengan waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar memahami seluruh materi tersebut. Karena itulah, terkadang ada saja soal UTS yang kurang diapahami atau tidak sempat dikerjakan oleh mahasiswa. Hal ini dapat mendorong mahasiswa untuk mencontek atau bekerjasama saat UTS.
Kemudian alasan mengapa ulangan tersebut sebaiknya tidak terjadwal dengan formal. Jika terjadwal dengan formal, mahasiswa akan menganggap UTS itu sebagai momentum, yang secara formalitas wajib diikuti. Mahasiswa akan cenderung mementingkan kehadirannya saat UTS saja. Adanya “absebsi” pada UTS lebih dipentingkan daripada adanya “kegiatan mengukur kemampuan dari pembelajaran” saat UTS. Dengan itu, mahasiswa cenderung hanya akan mempersiapkan diri dan belajar hanya saat menjelang momen ujian tersebut.
Persiapan yang paling mendasar adalah belajar.
Belajar = nilai baik. Belum tentu. Tetapi yang perlu diingat adalah bagaimana cara belajar kita. Berbicara tentang nilai sebenarnya ada berbagai cara untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Salah satunya dengan mengandalkan teman ataupun melakukan hal-hal curang lain.
Perlu diingat bahwa menjadi mahasiswa yang sukses, orientasi kita adalah belajar dan bukan mendapat nilai yang tinggi. Lebih sukses lagi jika nilai yang tinggi itu kita dapatkan dari hasil kerja keras kita ketika belajar.
Sebagian besar dari kita pasti belajar mati-matian hanya sekali yaitu malam sebelum ujian dilaksanakan. Belajar seperti itu justru memperparah kondisi kita saat ujian. Dalam kondisi seperti itu bisa jadi kita malah mengantuk, sakit saat ujian berlangsung.
Sebagian besar dari kita pasti belajar mati-matian hanya sekali yaitu malam sebelum ujian dilaksanakan. Belajar seperti itu justru memperparah kondisi kita saat ujian. Dalam kondisi seperti itu bisa jadi kita malah mengantuk, sakit saat ujian berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar